Kehidupan para artis K-pop dikenal glamor. Penampilan spektakuler di atas panggung menjadi magnet tersendiri bagi kaeula muda untuk bergabung dalam industri semacam ini. Banyak di antara mereka yang secara khusus mempersiapkan diri agar dapat menjadi bagian dari dunia hallyu.
Bukan rahasia umum, jika dunia K-pop menyimpan sejuta problematika. Banyak artis yang mengakui kerasnya perjuangan agar dapat tampil di atas panggung, menyanyi dan menari sambil dibanjiri teriakan dan tepuk tangan dari penggemar setia mereka. Tak jarang banyak di antara mereka yang harus kehilangan masa-masa remaja demi ambisi tersebut.
Pemetaan sejenis ini, memang wajar terjadi di Korea Selatan. Banyak agensi hiburan yang merekrut anak-anak berusia 10 tahun untuk dilatih dan dipersiapkan menjadi bintang papan atas di masa mendatang.
Anak-anak itu ditempa habis-habisan agar menjadi personel grup idola yang mumpuni. Mereka akan diajari cara menari, olah vokal bahkan mengarang lagu.
Jalan yang harus ditempuh tak berhenti di situ saja, mereka akan kehilangan masa anak-anak hingga remaja karena hal semacam ini. Jangankan untuk bermain, menjaga kesehatan sendiri pun bisa dibuat lupa. Akibatnya banyak calon-calon bintang yang sakit akibat kelelahan.
Industri ini kian menggurita dan akan terus berlanjut karena besarnya animo anak muda yang ingin menjadi sosok yang diidolakan. Meski demikian, masih banyak rahasia besar yang belum terungkap. Banyak sisi gelap yang para artis K-pop alami di sepanjang karier mereka.
1. Kontrak 10 tahun
Menjadi seorang bintang K-pop tak hanya menandatangani kontrak dan merekam album dalam hitungan bulan saja, melainkan dalam hitungan tahun.
Setidaknya butuh satu dekade sebelum akhirnya para calon bintang siap untuk masuk dapur rekaman dan diorbitkan sebagai bintang.
Selama sepuluh tahun mereka dilatih di kamp K-pop dari pihak agensi. Rata-rata calon artis tersebut berusia sepuluh hingga 13 tahun. Dengan kata lain, mereka akan terikat kontrak selama satu dekade tanpa mendapatkan gaji atau pemasukan dari pihak agensi. Malah para calon artis inilah yang harus mengeluarkan biaya.
Tak ada yang dapat mereka lakukan selain berlatih dan menunggu. Jika ingin membatalkan kontrak, maka calon artis ini haris membayar ganti rugi sebanyak tiga kali lipat.
Begitulah cara industri ini bekerja, ada yang bertahan ada pula yang membatalkan niatnya menjadi sosok idola.
2. Artis bunuh diri
Pada tahun 2009, seorang artis Korea bernama Jang Ja-yeon ditemukan tewas di apartemennya. Ia bunuh diri karena tak dapat melanjutkan pekerjaannya lagi.
Dalam cacatan harian, Ja-yeon mengatakan bahwa ia diharuskan melayani nafsu birahi tokoh-tokoh penting di Negeri Gingseng tersebut, Jika ia menolak, pihak agensi tak segan-segan akan mengancam 'membunuhnya'.
Mendengar hal tersebut, pihak kepolisian segera menyerbu kantor agensi tempat Ja-yeon bekerja. Di sana polisi menemukan ruang tersembunyi yang digunakan untuk melakukan melayani nafsu bejat para tamu-tamu penting.
Ruangan itu seolah-olah dibuat seperti rumah bordil dan kerap dikunjungi oleh banyak orang.
3. Operasi plastik
Dalam sebuah kontrak yang ditandatangani, pihak agensi mengharuskan para artisnya melakukan operasi plastik. Bukan hanya wanita, namun laki-laki juga diwajibkan menaati peraturan tersebut.
Kebanyakan dari mereka akan menjalani pembenahan di bagian hidung dan kelopak mata. Masyarakat Korea memang dikenal dengan kelopak matanya yang sipit. Maka dari itu mereka menjalani operasi ganda pada bagian mata sehingga kedua bola matanya dapat terlihat lebih besar seperti orang-orang Eropa.
Biasanya gadis-gadis tersebut telah menjalani operasi plastik sejak usia 20 tahun. Para bintang Korea memang dikenal sebagai sosok yang memiliki cita-cita tinggi. Bagaimanapun mereka harus terlihat sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar